Senin, 24 Desember 2012

Traveling & Kursus Bahasa Inggris

        Setelah melakukan perjalanan udara dan darat dari Banjarmasin menuju Surabaya dilanjutkan ke Pare yang memakan waktu sekitar 4 jam, akhirnya saya sampai di tempat tujuan yaitu Pare. Kota ini merupakan kota kecamatan yang terletak di Kabupaten Kediri. Pare dikenal sebagai kampung kursus bahasa (berbagai bahasa) bahkan banyak yang mengenalnya sebagai kampung Inggris. Pare berpredikat kota Adipura, yakni kota peraih piala Adipura kategori kota terbersih. Di kota ini terdapat banyak lembaga kursus bahasa Inggris yang bertebaran di desa Tulungrejo dan Pelem. Lembaga kursus lain pun tersedia (bahasa Arab, Mandarin, Jepang, Prancis dan sebagainya)
       Pare dijadikan kota tujuan untuk belajar bahasa Inggris bagi pelajar/mahasiswa maupun orang yang ingin mahir berbahasa Inggris. Biaya hidup, tempat tinggal (kos & camp) & makan minum yang murah akan ditemukan di sini, termasuk biaya kursus. Berbagai fasilitas seperti ATM, toko buku, warung/restoran, stadion, pasar dan tempat menarik terdapat di sini.
       Kebanyakan orang yang datang ke tempat ini ingin belajar & memperdalam bahasa Inggris. Banyak sekali lembaga kursus bahasa Inggris yang berdiri, baik yang lama maupun yang baru dengan berbagai program kursus yang ditawarkan. Kita bisa tinggal di kos atau di camp (kos dengan tambahan English area) di sini. Tarif per bulannya mulai dari Rp. 40.000 hingga Rp. 200.000 (lebih). Untuk yang tinggal dalam waktu singkat pun disediakan.
       Ada beberapa tempat kursus bahasa Inggris yang dapat dijadikan tempat belajar:
1. Kresna English Language Institute
2. Elfast
3. SMART ILC
4. The Daffodil
5. Mahesa Institute
6. BEC
7. The Onthel
8. PEACE Pare
9. dan sebagainya (tidak ada salahnya mencoba lembaga lain sambil menambah pengalaman).
       Biaya kursus perprogram mulai Rp. 30.000 sampai Rp. 200.000 dengan durasi antara 2 minggu sampai 1 bulan (lebih). Hampir semua lembaga kursus membuka pendaftaran mulai tanggal 10 dan 25 tiap bulannya. Jangan khawatir karena setiap bulan selalu ada pendaftaran. Kapan pun anda datang, anda bisa mendaftar.
Semua lembaga kursus mulai belajar pada hari Senin sampai Jumat atau Sabtu dengan lama kurang lebih 1,5 jam. Untuk menuju tempat kursus yang dimaksud, anda bisa berjalan kaki atau menyewa sepeda (baru/kebanyakan bekas) di rental sepeda yang tersebar di Pare dengan tarif Rp. 50.000/bulan sampai Rp. 70.000/bulan dengan syarat menyerahkan identitas diri (KTP/SIM/KTM/Kartu Pelajar)
Anda juga bisa mengunjungi tempat-tempat menarik untuk menyegarkan diri atau refreshing setelah belajar. Beberapa tempat menarik:
1. Stadion sepakbola (buka setiap hari)
2. Kolam renang sekitar desa Surowono
3. Candi Surowono & goa
4. Masjid Agung Pare
5. Alun-alun kota Pare
6. Kolam renang Al-Fill.
    Bagaimana cara ke Pare? Ada beberapa rute menuju Pare. Jika melalui Surabaya (star di terminal Bungurasih/Purabaya), gunakan bis jurusan Pare (Eksekutif & Ekonomi) dengan biaya Rp 20.000 untuk bis eksekutif dan Rp. 12.000 untuk bis ekonomi. Ketika tiba di Pare, jangan lupa memberitahu kernet/kenek bis untuk berhenti di perempatan kota Pare, lalu gunakan becak (jangan lupa menawar, minimal Rp. 5.000 tarifnya ke lokasi tujuan). Jika dari arah barat (Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan sebagainya) bisa menggunakan bis atau kereta api. Untuk bis & kereta api anda bisa singgah di terminal Kediri atau Jombang, Jatim. Selanjutnya bisa menggunakan angkot (dari Kediri) atau bis (dari Jombang) tujuan Pare.
       Untuk info lebih lanjut bisa mengakses situs atau jejaring sosial terkait Pare dengan kata kunci: Pare, kampung Inggris, kampung kursus dan sebagainya. Selamat berpetualang! Let's go & have fun guys....
(Tulisan ini merupakan pengalaman saya selama di Pare, sekedar berbagi)

Pengalaman Kuliah





Perkuliahan semester pertama program pascasarjana (PPs) UIN Yogyakarta yang saya dan teman-teman jalani akan berakhir. Untuk kelas PPI (Pemikiran Pendidikan Islam) angkatan ini (angkatan 2012) hanya terdapat satu kelas yang terdiri dari 17 mahasiswa kemudian berkurang menjadi 15 mahasiswa (2 mahasiswa pindah konsentrasi). Kelas lain, misal konsentrasi PAI memiliki tiga kelas sesuai jumlah peminat yang memilih konsentrasi tersebut. Saya beruntung memiliki teman-teman beragam yang berasal  latar belakang daerah, kampus (S1), dan kemampuan akademik yang berbeda.
Kampus tempat kami kuliah, UIN termasuk gedung pascasarjana memiliki luas 10 ha yang terdiri dari kampus timur dan kampus barat yang saling berdekatan dan dihubungkan dengan jalan bawah tanah (underpass) dan jembatan layang. Kampus dilengkapi dengan fasilitas teknologi informasi (information technology) yang canggih, termasuk jaringan internet dengan akses cepat dan layanan perpustakan dengan sistem mandiri (radio frequency identification /RFID). Kelas dilengkapi dengan LCD (proyektor) sebagai media pembelajaran termasuk papan tulis (white board) serta AC. Kursi dan meja ditata dengan baik agar memudahkan sistem perkuliahan.
Dulu saya beranggapan bahwa satu semester dilalui selama enam bulan, namun tidak demikian. Satu semester bukanlah enam bulan seperti anggapan saya. Satu semester untuk perkuliahan yang kami ikuti hanya berlangsung selama kurang lebih tiga bulan (mulai pertengahan September hingga Desember) dengan minimal 12 pertemuan. Mungkin satu semester dihitung dari proses registrasi sampai pengumuman nilai studi keluar.
Semester awal ini kami diberikan enam mata kuliah yang sudah dipaketkan (ditentukan). Mata kuliah yang diambil berdasarkan sistem kredit semster (SKS) yang telah ditentukan sampai berakhir semua perkuliahan selama empat semster (2 tahun), artinya kami tidak mengambil mata kuliah berdasarkan pilihan melainkan berdasarkan ketentuan pihak program studi (Magister Pendidikan Islam). Mata kuliah yang diambil terdiri dari mata kuliah agama dan umum yang saling terintegrasi, dengan dosen yang bergelar doktor dan beberapa dosen telah menyandang status guru besar (profesor).
 Pada semster ini kami tidak menjumpai adanya ujian tengah semester (middle test) seperti layaknya perkuliahan S1 dulu. Bahkan untuk ujian akhir (final test) ada dosen yang hanya mensyaratkan revisi makalah (paper) sebagai pengganti ujian tersebut. Beberapa mata kuliah telah selesai dan tinggal menunggu masa ujian yang akan dilaksanakan pada pertengahan Januari mendatang. Ada satu mata kuliah yang sudah melaksanakan ujian akhir.
Untuk dosen yang berhalangan hadir, diadakan kuliah pengganti di hari lain. Beberapa mata kuliah harus diadakan selama dua kali dalam seminggu untuk mengejar ketertinggalan waktu. Dalam perkuliahan maupun kegiatan luar kuliah yang diadakan di kampus, kebebasan akademik (academic freedom) sangat dijamin. Setiap civitas akademika (dosen-mahasiswa) diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapat, kritik maupun sarannya tanpa ada halangan dari manapun. Hal yang sangat mendukung proses perkuliahan. Dosen menghargai pendapat mahasiswa begitu pun sebaliknya.
Metode perkuliahan yang diterapkan adalah dengan tatap muka (kelas) dengan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan seminar kelas (makalah). Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif daripada dosen yang bertugas sebagai fasilitator, motivator, dan kreator untuk menciptakan suasana pembelajarn yang kondusif. Setiap dosen memiliki karakter mengajar yang berbeda satu dengan yang lain.
Ada dosen yang sangat dominan perannya dalam kelas, sehingga kami hanya mendengar ceramah dosen tersebut, walaupun dosen tersebut ahli di bidang yang diajarkannya. Ini tentu membuat kami tidak begitu leluasa dalam pembelajaran tersebut, walaupun kadang-kadang kami bisa nyantai. Namun umumnya para dosen menghargai pendapat dan usaha mahasiswa dalam seminar kelas.
Selain mengikuti perkuliahan, kegiatan luar seperti seminar, diskusi, dan lainnya juga kami ikuti. Berbagai tokoh yang hadir dalam acara-acara tersebut tidak hanya berkaliber nasional namun juga memiliki reputasi internasional. Selain pengalaman, pengetahuan dan wawasan pun juga bisa diperoleh di mana saja.



 
Copyright © 2010 Traveling | Design : Noyod.Com