Joger jalan Raya Kuta |
Krisna jalan Raya Tuban-Kuta |
Serimbi jalan Raya Kuta seberang Joger |
Dekat pantai Kuta |
21 Juni 2013, go traveling. Liburan panjang yang sudah dinanti. Sebelumnya saya sudah booking & pesan tiket pulang ke Kalimantan, 11 Juli via Surabaya-Banjarmasin. Lumayan dapat tiket promo murah Rp. 236.000, pesawat Lion Air. Menunggu waktu kepulangan yang masih lama, saya sudah menyusun rencana traveling, yaitu daerah sekitar Jawa Timur dan Bali. Rute-rute yang akan saya datangi adalah
-
Daerah Kediri (21 Juni)
-
Malang (23 Juni)
-
Surabaya (25 Juni)
-
Bali (Juli)
Berbagai persiapan sudah saya lakukan, termasuk
mengontak teman-teman yang akan menampung saya di kos dan rumahnya selama traveling.
It’s time to go.
PLOSOKLATEN-KEDIRI, JAWA TIMUR
Untuk ke Kediri saya sudah dapat jadwal keberangkatan
yaitu 21 Juni bersama teman. Kami berangkat dari Jogja ke Kediri menggunakan
sepeda motor. Pengalaman pertama saya dari Jogja ke Kediri menggunakan sepeda
motor. Sebelumnya saya juga sudah pernah bersama teman menggunakan motor dari
Pare ke Jogja. Memang resiko naik motor untuk perjalanan jauh apalagi di Jawa,
bukanlah hal yang gampang. Lalu lintasnya termasuk terpadat dengan banyaknya
kendaraan (mobil, bis, truk, dsb) yang berlalu lalang dengan luas jalan yang
tidak terlalu luas plus beberapa ruas jalan ada yang bolong-bolong,
bergelombang, dsb. Perjalanan yang kami tempuh relatif aman dan lancar beberapa
kali kami singgah untuk mengisi perut sembari istirahat dan mengisi bensin.
Tidak begitu banyak hal yang bisa saya ceritakan di sini. Ya, mungkin di sini
hanya numpang makan minum plus istirahat selama 2 hari.
MALANG, JAWA TIMUR
Dari pertigaan Pare, Kediri, saya menunggu bis yang
akan menuju Malang. Biasanya bis yang berangkat ke Malang adalah Puspa Indah
(warnanya biru muda) dari Kediri. Saat itu waktu sudah pukul 10an menjelang
pukul 11 siang, bis pertama yang saya lihat full penumpang, beberapa
penumpang nampak berdiri (kapasitas kursi terbatas). Saya urung naik bis
tersebut. Saya masih nunggu bis berikutnya. Hasilnya sama, full penumpang. Tapi daripada kesorean, saya tetap naik bis
yang kedua itu. Sepanjang perjalanan ke Malang saya and penumpang lain
berdiri sambil berpegangan pada pegangan yang ada di langit-langit bis. Lumayan
capek berdiri selama 3 jam perjalanan.
Di Malang saya nginap di kos teman yang kuliah
di Unmuh (kampus III), tepatnya di belakang kampus kawasan Tlogomas. Ke Malang
bukan perjalanan pertama, saya sudah beberapa kali ke kota ini. Udaranya kota
sejuk dan nyaman. Malam harinya saya diajak teman jalan-jalan menikmati suasana
kota sembari nyari makan & nonbar Arema Vs Sriwijaya FC. Saya cukup
puas di sini. Sama seperti tempat sebelumnya, saya berada di malang sekitar 2
hari. Destinasi berikutnya adalah Surabaya.
SURABAYA, JAWA TIMUR
Kawasan Trawas-Pegunungan Penanggungan, Kab. Pasuruan |
BALI
Traveling pertama saya ke Bali. Sudah lama saya memimpikan Bali sebagai
destinasi. Akhirnya mimpi ke Bali bisa terwujud. Mengenai Bali, saya sudah searching
infonya di internet. Anyway, apa aja yang saya dapat di Bali? Saya mulai
dari perjalanan ke Bali. Start pertama saya adalah terminal
Bungurasih/Purabaya Surabaya. Di sini kita bisa memilih bis tujuan Denpasar
atau bisa juga naik travel (gak mesti harus di terminal buat nyari
travel). Ada beberapa bis rute Surabaya-Denpasar, seperti Pahala Kencana, Zena,
Restu Mulya, Gunung Harta, dll. Bis-bis tersebut adalah kelas eksekutif/patas.
Saya berangkat setelah harga BBM naik. Tiket saya dengan bis Gunung Harta (bis
warna hijau) Rp. 175.000. Sebelum naik Gunung Harta saya bingung menentukan
pilihan bis, maklum pertama plus menghindari tawaran calo-calo yang
mematok harga tinggi. Calo pertama ngasih harga Rp. 190.000, lalu turun
Rp. 180.000.
Peta Pulau Bali (nemu di internet) |
Saya mendatangi papan informasi jadwal keberangkatan
dan daftar harga tiket untuk mencari tahu informasi resminya. Calo kedua
(berpakaian resmi petugas bis) mendekati saya sambil menawarkan tiket dengan
harga Rp. 210.000. Petugas bis ketiga (calo atau bukan ya?), ngasih harga
Rp. 175.000. So, saya mencari pusat informasi terminal untuk mencari
tahu harga tiket resmi bis. Sayang, petugas yang saya tanya memberikan jawaban
yang kurang meyakinkan bahkan ragu-ragu dan terkesan tidak tahu. Mending saya
langsung ke bis-bis yang berjejaran rute Denpasar sambil menunggu jam
keberangkatan. Hari semakin sore, hujan sudah turun dan lebat. Setelah lama
menunggu sambil melihat-lihat penumpang yang menaiki bis tujuan Denpasar, saya
memberanikan diri naik bis Gunung Harta yang sudah hampir penuh penumpang.
Apakah Rp. 175.000 terlalu mahal? Tak apalah, it’s time to go!
Ya, saya bisa berangkat juga. Rata-rata bis yang
membawa kita ke Bali memberikan fasilitas makan-minum 1 kali di daerah
Situbondo, 1 botol minuman mineral, roti, selimut, bantal, nonton film (waktu
naik Gunung Harta para penumpang disuguhi film komedi Warkop DKI selama 2 kali
dengan judul film yang berbeda). Saya tidak mendapat Wifi gratis di bis
tersebut. Bis yang lain biasanya menyediakan Wifi gratis.
Perjalanan sempat mengalami kemacetan di kawasan
Gempol (Kab. Sidoarjo atau Kab. Pasuruan ya?). Perjalanan ke Bali ditempuh
selama kurang lebih 12 jam. Saya berangkat dari Surabaya pukul 17.30 WIB dan
tiba di Bali pukul 08.00 WIB (09.00 WITA, waktu yang dipakai di Bali). Sampai
di penyebarangan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur sekitar pukul 2 dini hari.
Lama menyebrang kurang lebih 1 jam menggunakan kapal feri. Selama di feri kita
bisa keluar bis dan naik ke bagian atas kapal feri untuk melihat-lihat keadaan
laut. Tiba di pelabuhan Gilimanuk, Bali semua penumpang diperiksa kartu
identitasnya (KTP) oleh petugas dinas perhubungan maupun polisi setempat.
Perjalanan masih membutuhkan 4 jam lagi untuk sampai ke Denpasar. Saya asyikin
menikmati pemandangan pulau Bali dari balik kaca bis.
Tapi, tidak semua penumpang diturunkan dekat terminal
Ubung di Denpasar. Info terbaru yang saya dapat, penumpang diturunkan di
terminal Mengwi, sebelum terminal Ubung jl Cokroaminoto Denpasar. Jaraknya
cukup jauh ke terminal Ubung. Untuk menuju terminal Ubung, kita dapat
menggunakan angkot warna biru. Kata teman saya tarifnya sekitar Rp. 10.000. Bis
Gunung Harta yang membawa saya dan penumpang lain tidak singgah di Mengwi,
melainkan terus melewatinya. Bis baru singgah di agen perwakilannya di sekitar
(lupa nama tempatnya). Bis yang kami tumpangi berganti. Penumpang diminta ke
bis berikutnya. Bis inilah yang membawa kami langsung ke terminal
Ubung-Denpasar. Penumpang dikenakan tarif Rp. 5.000. Saya dijemput teman saya
di terminal Ubung. Jarak Ubung ke Kuta ternyata cukup jauh. Mungkin kita bisa
naik ojek atau angkotlah ke Kuta, jangan lupa tanya harga & lobi harga semurah
mungkin.
Tiket bis berangkat & pulang Surabaya-Denpasar & Denpasar-Surabaya |
Saya tinggal di Bali, tepatnya di Kuta, Kab. Badung.
Kawasan paling ramai di Bali & menjadi pusat turis-turis asing yang liburan
di Bali. Dari Kuta kita bisa ke pantai Kuta, pantai Legian, monumen Bom Bali,
kawasan jalan Legian, akses mudah ke bandara internasional Ngurah Rai, bundaran
patung kuda Satria Gatotkaca, shopping di Joger, Serimpi Bali, Krisna,
dll. Pokoknya ramelah di Kuta. Saya tinggal di rumah teman jl. Kendedes
depan pasar Kuta II atau di belakang Joger (salah satu pusat oleh-oleh Bali).
Berada di Bali selama 5 hari (Kamis tiba, senin sore pulang), sekitar 5 hari 4
malam lah. Gak semua tempat menarik saya datangi. Next time maybe!
Tempat Ibadah (Masjid, Gereja, Vihara, Pura)
Pura, tempat sembahyang umat Hindu, banyak bertebaran
di Bali. Hindu termasuk agama mayoritas di Bali. Setiap rumah masyarakat Hindu
Bali memiliki pura. Di tempat-tempat umum juga terdapat semacam pura untuk
berdoa. Sementara gereja juga ada di Bali. Di dekat bandara Ngurah Rai terdapat
gereja yang bersebelahan dengan mesjid. Untuk Vihara juga bisa dijumpai di
Kuta.
Mesjid dekat Bandara Ngurah Rai |
Pura dekat Pantai Kuta |
Di Bali, Islam termasuk agama minoritas dibandingkan
agama Hindu. Namun seiring kedatangan perantau muslim ke Bali untuk mencari
nafkah, maka keberadaan Islam dan penganutnya pun semakin eksis hingga sekarang.
Tempat ibadah, seperti masjid dapat kita jumpai walalupun tidak terlalu banyak,
biasanya jaraknya sekitar 1 km atau lebih. Beberapa masjid yang saya jumpai dan
sempat salat Jumat adalah komplek Kompi Senapan A jalan raya Tuban Kuta, masjid
Nurul Huda dekat gerbang keluar masuk bandara internasional Ngurah Rai Kuta,
dan di daerah lain di Bali. Beberapa madrasah dari ibtidaiyah hingga aliyah pun
ada, namun jumlahnya sangat sedikit.
Makanan
Untuk ngisi perut tidak sulit mencari makanan baik
murah maupun harga selangit. Banyak restoran, warung makan, penjual makanan
keliling yang bertebaran. Juga tersedia makanan Indonesia maupun luar (Chinese,
Thailand, Japanese, dll). Makanan halal pun tidak terlalu sulit mendapatkannya.
Banyak restoran, rumah makan, warung maupun penjaja keliling yang menjual
makanan halal, biasanya ada tulisan Arab maupun latin “halal” dan tulisan
“warung muslim”. Kebanyakan penjual makanan halal tersebut adalah warga
perantau dari Jawa maupun Padang yang sudah lama tinggal di Bali.
Pantai-pantai di Bali
Pelepasan anak penyu di Pantai Kuta |
Pantai Pandawa |
Pantai Dreamland |
Patung-patung Pandawa di kawasan Kutuh |
Transportasi
Untuk jalan-jalan di Bali, ada beberapa moda
transportasi yang bisa digunakan terutama untuk mencapai lokasi wisata, diantaranya
motor, mobil, trans Sarbagita (sejenis trans Jogja atau bus transjakart).
Sepeda, motor dan mobil bisa kita sewa. Mengenai harga (kurang tau ya,
saya ke Bali beberapa hari setelah harga BBM naik). Selama di Kuta, saya
biasanya dibonceng teman ke lokasi-lokasi wisata atau sekedar keliling
kota. Kita juga bisa jalan kaki terutama di Kuta.
Tempat-tempat yang belum dikunjungi
Tanah Lot
Bedugul
Besakih
Lovina
Kintamani
Uluwatu
Pantai Sanur
Pantai Lovina
Tanjung Benoa
dll, masih ada waktu buat traveling episode
berikutnya. Wait & see.
Monumen Bom Bali I jl. Legian-Kuta |
Dalam penyeberangan kapal feri
Gilimanuk-Ketapang penumpang bis diminta keluar, karena ombak sedang tinggi.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 an malam. Perjalanan berlanjut. Tiba di terminal
Bungurasih Surabaya menjelang subuh. Saya berharap bisa ke Bali lagi.....The
End.
Biaya:
1. Yogyakarta-Kediri free
(naik motor)
Nginap di Plosoklaten-Kediri free
(rumah teman)
2. Pare-Malang Rp.
15.000 (bis Puspa Indah)
Nginap di Malang free (kos
teman)
Makan-minum Rp.
6.000/porsi
3. Malang-Surabaya Rp.
11.500 (bis ekonomi/non patas)
Nginap di Surabaya free (kos
teman)
Makan-minum free
(ditraktir)
4. Surabaya-Denpasar Rp.
175.000 (bis Gunung Harta)
Nginap di Kuta free
(rumah teman)
5. Denpasar-Surabaya Rp.
175.000 (bis Pahala Kencana)
Saran
perjalanan
- Jangan lupa membawa peta/map Bali atau daerah-daerah di Bali
- Pelajari informasi mengenai Bali sebelum berangkat.
- Untuk menjangkau kawasan/daerah wisata yang jauh atau sekedar keliling kota, bisa menyewa sepeda motor atau mobil perhari.
- Sediakan obat anti mabuk perjalanan.
- Waktu terbaik ke pantai adalah sore hari (sekitar pukul 16.00 WITA atau 4 sore waktu Bali/15.00 WIB atau 3 sore waktu Jawa).
- Saat berada di terminal, hindari calo yang menawarkan harga mahal tiket di luar harga resmi.
- Berhati-hati terhadap pengemis di terminal Ubung, cenderung memaksa.
- Tanyalah informasi ke petugas terminal (pegawai dinas perhubungan) di pusat informasi/information centre.
- Pelajari peta/denah terminal dengan baik.