To
the point aja! Bagi saya jalan-jalan (traveling) merupakan
aktivitas menarik dan unik. Tidak semua orang bisa mengalami dan merasakan
dalam hidupnya. Filosofi jalan-jalan adalah mencari kepingan (mozaik) hidup di
tempat yang dikunjungi. Sesuatu yang berbeda atau sama akan dijumpai ketika
melakukan traveling ke suatu tempat. Pengalaman-pengalaman yang dialami dan
dirasakan saat bepergian akan menambah perbendaharaan diri saya tentang
sesuatu.
Sejak
kecil bersama teman-teman sepermainan, saya seringkali bermain ke suatu tempat
mencari sesuatu atau sekedar jalan-jalan. Masuk hutan, ke ladang, pantai, ke
goa, ke air terjun, memancing, dan sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan
kegiatan yang sesekali kami lakukan di tengah rutinitas permainan lain, semacam
sepakbola, mandi di sungai, main petak umpet maupun permainan lainnya. Kegiatan
yang menjadi hiburan bagi kami.
Aktivitas
masa kecil tersebut telah membentuk saya menjadi seorang yang ingin merasakan
pengalaman hidup di tempat lain. Saya tidak pernah masuk organisasi pecinta
alam atau komunitas petualang. Kegiatan berpetualang telah saya lakukan sejak
kecil dan membuncah saat ini, mungkin akan mencapai puncaknya nanti saat saya
menyelesaikan studi dan mungkin juga bisa redup di saat yang tidak terkira. Alam,
lingkungan permainan, dan didikan orang tua telah memberikan bekal hidup berupa
pengalaman dan kecakapan menjadi seorang yang suka jalan-jalan.
Ketika
berpetualang saya tidak mempunyai standar tertentu. Prinsip saya adalah hemat
uang dalam bepergian. Kalo ada tumpangan berupa kos atau nginap
gratis, ngapain harus tinggal di penginapan atau homestay. Makan
minum pun saya mesti pilih-pilih yang lebih murah. Maklum, belum punya
penghasilan sendiri. Namun syukurlah di banyak tempat di Indonesia, saya dapat
menemukan dan memilih tempat makan yang murah.
Untuk
perjalanan (traveling) jauh saya tentu melakukan persiapan-persiapan, seperti
apa yang perlu dibawa dan yang tidak, mempelajari atau mencari info tentang
tempat tujuan, menghubungi teman buat menginap gratis (kalo ada,
biasanya ada), dan yang lainnya. Terkadang saya bisa saja menuju suatu tempat yang
baru di luar rencana. Saya bersyukur pada Tuhan jika saya bisa menuju tempat
baru di luar perkiraan dan rencana saya. Bagi saya ini adalah sebuah bonus
perjalanan.
Beberapa
pengalaman bepergian bersama teman-teman telah memberikan saya pelajaran. Saya
harus selektif dalam memilih teman ketika ingin jalan-jalan ke tempat yang
cukup jauh. Tidak jarang terjadi ketidakcocokan dengan teman. Pernah suatu saat,
ketika jalan-jalan ke daerah Jawa Timur (setahun yang lalu) saya dan teman mau
jalan-jalan bersepeda, namun teman saya yang satunya (kami berjumlah tigaorang)
meminta saya dan teman saya pulang menemaninya di kos. Ia merasa sendirian. Pernah
juga dalam memilih tempat makan terjadi ketidakcocokan atau bertengkar kecil
karena beda keinginan. Pengalaman inilah yang menjadi salah satu bekal saya.
Jalan-jalan
sendiri atau bareng bukanlah masalah bagi saya. Jika ada partner
yang cocok akan saya lakukan. Namun bila tidak, ya jalan sendiri. Tapi
untuk melakukan perjalanan lebih baik bersama teman. Kita bisa saling menolong,
berbagi kesenangan dan beban, dan bisa ngirit ongkos perjalanan.
Berpetualang
bukan hanya merasakan manisnya jalan-jalan, berbagai kondisi dan situasi
menyenangkan, menyusahkan, dan lainnya senantiasa mengiringi langkah ketika
jalan-jalan. Bagi saya jalan-jalan bukan sekedar melepas segala kepenatan atau
kegalauan semata, lebih dari itu jalan-jalan adalah mencari inspirasi,
menemukan, belajar, beradaptasi, dan sebagainya. Intinya jalan-jalan dapat
memberikan saya sesuatu yang bermanfaat.
Itu saja sepenggal cerita yang bisa saya
share di sini. Moga bermanfaat.